Profil dan Biodata Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono Korban Kejadian G30S PKI

×

Profil dan Biodata Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono Korban Kejadian G30S PKI

Bagikan berita
Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono
Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono

M.T. Haryono dilahirkan sebagai putera seorang B.B.( Pamong Praja ) Kalangan B.B. pada waktu itu mempunyai kedudukan yang istimewa di antara pegawai-pegawai Belanda lainnya.

Hanya B.B. lah yang di samping kedudukan istimewanya biasanya juga mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai di Perguruan Tinggi.

Karena nasionalisme itu boleh dikata timbul dan berkembang di antara orang-orang terpelajar, maka tidaklah mengherankan kalau putera-putera orang-orang B.B. ini tidak sedikit yang menjadi penggerak dan pemimpin nasionalisme, misalnya R.A. Kartini, Dewi Sartika, dr. Sutomo. Mr. Sartono, dan lain lain. Demikian halnya kelak dengan M.T. Haryono.

Pada masa kecilnya M.T. Haryono hidup sebagai putera seorang jaksa di Sidoarjo. Ketika umur empat tahun ayahnya diangkat menjadi wedana di Kertosono dan mereka pindah ke kota itu.

Di sinilah ia ketika umur enam tahun masuk sekolah di HIS 6 (Hollandsch-Inlandsche School = Sekolah Dasar) ia suka berteman dan bermain-main dengan anak-anak lainnya dan selalu menjadi pemimpin mereka. Karena wataknya yang keras ia sebagai pemimpin dijuluki "Si Kepala Macan".

Baca juga: Dianggap Lagu PKI, Ini Makna dan Arti Lagu Genjer-genjer dalam Bahasa Indonesia
Tetapi walaupun demikian ia pada hakikatnya seorang pendiam dan bertindak hati-hati dalam segala hal. Ia belajar di HIS sampai kelas tiga dan kemudian, atas tanggungan seorang Belanda guru ELS (Europeesche Lagere School: Sekolah Dasar Belanda) dan teman ayahnya, ia pindah ke kelas empat ELS di kota itu sampai tamat pada tahun 1937.

Tamat dari ELS, M.T. Haryono meneruskan sekolahnya di HBS (Hogere Burgerschool: semacam SMP ditambah SMA yang disatukan dan hanya lima tahun, biasanya hanya untuk orang Belanda) di Bandung. Selama lima tahun ia harus berpisah dari orang tuanya dan menumpang pada orang lain di kota Bandung.

Sebagai pemuda pelajar ia suka berolahraga. Ia suka atletik, tenis dan baseball. Hanya dalam masa libur ia pulang ke orang tuanya yang sejak tahun 1939 telah dipindahkan menjadi wedana di Gorang-Gareng, Mangetan, Madiun. M.T. Haryono menyelesaikan studinya di HBS tepat dalam waktu lima tahun. Ia tamat dari HBS pada tahun l942 ketika Jepang masuk merebut dan menduduki Indonesia (Maret l942).

Ketika GHS (Geneeskundige Hogeschool: Perguruan Tinggi Kedokteran) di Jakarta dibuka kembali oleh Jepang sebagai Ika Dai Gakko, maka M.T. Haryono masuk Perguruan Tinggi Kedokteran tersebut untuk meneruskan studinya. Ia memang ingin menjadi seorang dokter.

Baru tiga tahun lamanya M.T. Haryono belajar di lka Dai Gakko ketika tiba-tiba Jepang menyerah dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. M.T. Haryono sebagai pemuda mahasiswa Ika Dai Gakko tidak mau ketinggalan. Segera menceburkan diri dalam kancah perjuangan militer.

Baca juga: Review Shopkick, Aplikasi Penghasil Uang Dollar dan Saldo Paypal Terbaru 2022

Kematian Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono

Dini hari pada tanggal 1 Oktober 1965, anggota Tjakrabirawa, yang menyebut diri mereka adalah Gerakan 30 September, mendatangi rumah Haryono di Jalan Prambanan No 8.

Istrinya terbangun oleh sekelompok orang yang mengatakan bahwa suaminya telah dipanggil oleh Presiden Sukarno. Mrs Haryono kembali ke kamar tidur mengunci pintu di belakangnya dan mengatakan suaminya apa yang terjadi.

Editor : Saridal Maijar
Sumber : 117803
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini