KLIKKORAN.COM - ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder bukan penyakit, tapi merupakan suatu gangguan terjadi pada mental.
Biasanya, ADHD sudah terjadi sejak usia anak-anak dan jika tidak ditangani dengan baik akan berlanjut sampai dewasa hingga sebabkan beberapa kerugian.
Di antaranya yaitu kesulitan fokus, terutama dalam bekerja. Menurut postingan artikel Alodokter, kondisi ini biasanya dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
Pada artikel ini, akan dijabarkan informasi terkait gejala dan penyebab beserta cara penanganan ADHD tersebut. Terutama bagi orang dewasa yang tidak menyadari gejalanya, sedari kecil.
Sebenarnya, ADHD tidak merusak atau pun mengganggu aktivitas si penderita. Namun terkadang, beberapa gejala yang ditimbulkan sering membuat orang dewasa sekali pun kewalahan dalam menanganinya.
Gejala Gangguan ADHD Pada Orang Dewasa
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa ADHD sebenarnya sudah terlihat pada penderita sedari kecil. Hanya saja beberapa orang tidak menyadarinya, salah satu gejalanya yaitu cendrung tidak menyukai suatu mata pelajaran tertentu.
Bagi anak kecil, mereka yang ADHD akan kecendrungan hanya pada satu mata pelajaran saja. Sementara pada mata pelajaran lain cendrung diacuhkan, tentunya berakibat pada perolehan nilai pelajaran yang tidak seimbang.Namun pada orang dewasa, biasanya mereka akan over fokus kepada sesuatu yang sangat digemari. Namun sering kehilangan fokus saat melakukan hal rutinitas, bahkan beberapa keadaan sulit mengatur sesuatu dengan rapi dan jadi gelisah hingga berbicara berlebihan.
Dalam realisasinya, penderita akan kesulitasn tidur karena memiliki banyak pikiran saat malam. Kondisi lainnya yaitu dari segi rapi, dimana menurut penulis bahwa orang yang ADHD akan kesulitan untuk mengkoordinir dan atau menempatkan invetory yang tepat.
Hal ini pada suatu titik tertentu, akan bermasalah terhadap rutinitas karena tentu saja seorang manusia memiliki jadwal yang harus dipenuhi. Misal kerja dari jam sekian sampai sekian, lalu liburan dan atau sekedar menonton televisi sebagai hiburan. Sementara para penderita ADHD, cendrung tidak tahu cara bersenang-senang.
Editor : Fathia