Pembangunan Wisata Baru Di Populasi Komodo, Bikin Heboh Warganet.

Nasional - Ramai di kalangan netizen dengan hastag #savekomodo dan #SelamatkanKomodo, foto Komodo berhadapan dengan truk viral.

Unggahan foto dari akun twitter @KawanBaikKomodo pada Jumat (23/10/2020) malam, memperlihatkan kegiatan pembangunan di taman nasional yang ditetapkan sejak 1980.

Baca juga : Video Klip Artis Papan Atas Indonesia Ini Di Hapus You Tube, Kenapa Ya?

Akun ini menyebutkan, bahwa hal ini merupakan yang pertama kalinya bagi habitat para komodo mendengar deru mesin-mesin mobil dan menghirup bau asapnya.

Netizen pun tidak lupa untuk menyebarkan petisi di Change.org dengan link berikut,

Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekowisata (KSDAE) KLHK, Wiratno, mengatakan di wilayah tersebut saat ini dilakukan pembangunan sarana prasana penunjang pariwisata.

“Terkait dengan foto yang tersebar di media sosial tersebut dapat dijelaskan bahwa, kegiatan aktifitas pengangkutan material pembangunan yang menggunakan alat berat, dilakukan karena tidak di mungkinkan menggunakan tenaga manusia. Penggunaan alat-alat berat seperti truk, ekskavator dan lain-lain, telah dilakukan dengan prinsip kehati-hatian,” kata Wiratno dalam keterangannya, Minggu (25/10/2020).

Pulau Rinca memiliki luas 20.000 hektare, sementara luas Lembah Loh Buaya adalah 500 hektare atau 2,5 persen dari luas Pulau Rinca.

Estimasi populasi komodo di Pulai Rinca pada 2019 diperkirakan sebanyak 1.300 ekor, sementara populasi komodo di Lembah Loh Buaya sekitar 66 ekor.

Wiratno menyebut populasi komodo di Lembah Loh Buaya selama 17 tahun terakhir relatif stabil, dengan kecenderungan sedikit peningkatan di 5 tahun terakhir.

Menurutnya, jumlah komodo yang sering berkeliaran di sekitar area pembangunan sarana dan prasarana di Loh Buaya diperkirakan kurang dari 15 ekor, dan komodo tersebut setiap pagi memiliki perilaku berjemur.

“Aktivitas pembangunan pariwisata selama ini sedikit mempengaruhi perilaku komodo, antara lain komodo lebih berani dan menghindari manusia, tetapi tidak mempengaruhi tingkat survivalnya/tingkat kebertahanan hidup (ardiantiono et al 2018). Hal ini dapat dibuktikan dengan tren populasi yang tetap stabil di lokasi wisata Loh Buaya tersebut,” ujar Wiratno.

Dapatkan Update Berita Terbaru dari Klikkoran.com di Google News

Baca juga:   Ini Klarifikasi BMKG Terkait Pesan Tsunami, Hingga Trending Twitter